Sabtu, 11 Agustus 2012

MPS-REVIEW V


REVIEW V: Metodologi klasik dan hypothetico-deductive method
Oleh: Yasinta Sonia Ariesti
NPM: 1006762612
Dalam metode ini, penelitianya menggunakan pengujian hipotesis, dimana si hipotesis ini berawal dari deduksi dari hipotesis sebelumnya yang tingkat abstraksi atau konsepnya lebih tinggi atau lebih general. Jadi metode ini menggunakan logika deduktif berdasarkan penelitian empirik, dimana berawal dari pembentukan kerangka teori yang berguna untuk melahirkan hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara dari masalah penelitian yang akan diuji kemudian (hipotesis ini dijakdikan bahan awal) dengan perangkat metodologi tertentu.
Langkah pertamanya adalah dengan merumuskan masalah yang akan dijadikan tujuan penelitian, karena penelitian pasti diawali dengan adanya suatu permasalahan yang ingin diselesaikan atau dibuktikan verifikasinya atau falsifikasinya. Yang diuji atau yang dipermasalahkan bisa suatu fenomena atau teori itu sendiri. masalah ini bisa ditulis dalam kalimat interrogatif dan deklaratif untuk tujuannya. Dalam rumusan ini juga dimasukan latar belakang permasalahan untuk menggambarkan situasi penentuan suatu fenomena dari pandangan si peneliti, disini subjektifitas dari penelitian akan terlihat.
Setelah itu penyusunan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang diawali oleh penyusunan konsep yang telah diturunkan oleh si peneliti agar lebih spesifik mengenai permasalahan yang ingin ditelitinya. Tingkat konseptualisasi dibedakan menjadi eksploratif dimana konseptualisasi permasalahan masih sementara karena tujuannya disini masih untuk mengidentifikasi masalah dam eleman-elemen atau gejala-gejala dari si masalah tsb. Berbeda dengan deskriptif dimana si peneliti sudah memiiki pengetahuan awal atau latar belakang dan mampu mengidentifikasi permasalahan dan gejala fenomena yang terjadi (conceptual definition). Intinya cara ini bersifat eksplanatif yang berusaha membuat penjelasan mengani gejala-gejala dan kausalitasnya antar dua atau lebih gejala.
Masuk ke bagian selanjutnya adalah pemilihan metodologi yang sebenarnya adalah implikasi dari pendekatan atau paradigma yang digunakan oleh si peneliti, dimana setelah melalui penurunan konsep atau hipotesis teori menjadi research hypotesis. Metodologi harus memiliki alat pengukuran dalam prosedur operasional konsep, metode penelitian dan disain konsep, metode pengumpulan data, dan metode analisis.
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil data yang dihasilkan melalui suatu metode pengumpulan data yang dipilih dan menjadi tahapan pengujian (untuk penelitian eksplanatif yang berdasar pada hipotesis) dan menganalisis kebenaran tanpa mencampurknnya dengan opini yang dimiliki.
Interpretasi data adalah hal selanjutnya yang merupakan interpretasi terhadap hasil analisis data. Interpretasi dilakukan menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori. Disini juga penelti bisa memasukan pemahaman lainnya dari sgi akademis, praktis bahkan teknis yang dimilikinya untuk memperkaya hasil interpretasi.
Diluar penelitian itu sendiri, pastilah ada kelemahan dari penelitian itu, baik dari metodologinya ataupun dari si peneliti sendiri dalam kemampuannya mengolah data, menginterpretaskan, dan menganalisis. Atau faktor luar seperti metode yang tidak menyeluruh atau kondisi yang tidak mendukung seperti objek teliti yang dinamis, kurangnya responden, atau pengukuran yang kurang sempurna yang dapat melemahkan kekuatan dari hasil penelitian atau metode yang dipakai.
Diluar itu ada juga penelitian yang bersifat deskriptif yang menerapkan analisis eksploratif dan deskriptif yang tidak memerlukan kerangka teori dan karenanya tidak mengemukakan hipotesis. Penelitian yang bersifat deskriptif hanya bertujuan membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi tentang sejumlah fenomena secara terpisah-pisah. Didalamnya terdaat definisi konseptual dari setiap konsep yang diteliti yang merupakan hasil dari tinjauan pustaka dari sekian banyaknya definisi konseptual dan berisi uraian megenai struktur, dimensi dan penjelasan leih lanjut dari setiap konsep dan konsep trdebut diturunkan menjadi operasional dalam metodologi untuk pengukuran.
Penelitian eksploratif adalah usaha untuk menggali aspek-aspek atau gejala dari realitas sosial tertentu dengan tingkatan eksploratif masing-masing orang yang berbeda-beda. Salah satu tingkatannya adalah preliminary study tang tujuannya mengidentifikasi masalah, gejala dan realitas sosial tertentu. Dalam tahap ini si peneliti bahkan belum bisa menentukan permasalahan yang akan ditentukan dan dimensi-dimensi penelitiannya. Lalu ada tingkatan yang penelitian yang sejak awal sudah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Tujuan peelitian adalah untuk memperoleh informasi dan data yang lebih lanjut tentang permasalahan tersebut.
Penelitian non positivis biasanya menerapkan analisis kualitatif dngan paradigma non klasik seperti teori kritis dan konstruk yang biasanya tidak memiliki sistematika penelitian yang baku dan tidak menggunakan kerangka teori pada umumnya. Dan penelitian ini juga tidak memiliki pemisah antara kerangka teori, analisis data, dan metodologi dikarenakan merka para peneliti non klasik mengatakan bahwa ketiganya tidak dapat dipisahkan. Terlebih lagi fungsi dari kerangka teori-nya pun berbeda dengan fungsi didalam penelitian klasik.
Metode kuantitatif sebenarnya tidak akan selalu objektif dan sesuai dengan perangkat yang baku yang dapat menjamin keobjektifisan dan kualitas dari penelitian yang akan dihasilkan, ini juga tetap dipengaruhi oleh kemampuan interpretasi dari si peneliti dan bermacam kejadian yang akan terjadi di lapangan. Meski begitu, metode ini tetap dapat menguji suatu teori dengan cukup teliti karena memiliki perangkat yang sangat rinci dalam metodologinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar