REVIEW
V: Metodologi klasik dan hypothetico-deductive method
Oleh:
Yasinta Sonia Ariesti
NPM:
1006762612
Dalam metode ini,
penelitianya menggunakan pengujian hipotesis, dimana si hipotesis ini berawal
dari deduksi dari hipotesis sebelumnya yang tingkat abstraksi atau konsepnya
lebih tinggi atau lebih general. Jadi metode ini menggunakan logika deduktif
berdasarkan penelitian empirik, dimana berawal dari pembentukan kerangka teori
yang berguna untuk melahirkan hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara
dari masalah penelitian yang akan diuji kemudian (hipotesis ini dijakdikan
bahan awal) dengan perangkat metodologi tertentu.
Langkah pertamanya
adalah dengan merumuskan masalah yang akan dijadikan tujuan penelitian, karena
penelitian pasti diawali dengan adanya suatu permasalahan yang ingin
diselesaikan atau dibuktikan verifikasinya atau falsifikasinya. Yang diuji atau
yang dipermasalahkan bisa suatu fenomena atau teori itu sendiri. masalah ini
bisa ditulis dalam kalimat interrogatif dan deklaratif untuk tujuannya. Dalam
rumusan ini juga dimasukan latar belakang permasalahan untuk menggambarkan
situasi penentuan suatu fenomena dari pandangan si peneliti, disini
subjektifitas dari penelitian akan terlihat.
Setelah itu penyusunan
kerangka pemikiran atau kerangka teori yang diawali oleh penyusunan konsep yang
telah diturunkan oleh si peneliti agar lebih spesifik mengenai permasalahan
yang ingin ditelitinya. Tingkat konseptualisasi dibedakan menjadi eksploratif
dimana konseptualisasi permasalahan masih sementara karena tujuannya disini
masih untuk mengidentifikasi masalah dam eleman-elemen atau gejala-gejala dari
si masalah tsb. Berbeda dengan deskriptif dimana si peneliti sudah memiiki
pengetahuan awal atau latar belakang dan mampu mengidentifikasi permasalahan
dan gejala fenomena yang terjadi (conceptual
definition). Intinya cara ini bersifat eksplanatif yang berusaha membuat
penjelasan mengani gejala-gejala dan kausalitasnya antar dua atau lebih gejala.
Masuk ke bagian
selanjutnya adalah pemilihan metodologi yang sebenarnya adalah implikasi dari
pendekatan atau paradigma yang digunakan oleh si peneliti, dimana setelah
melalui penurunan konsep atau hipotesis teori menjadi research hypotesis. Metodologi harus memiliki alat pengukuran dalam
prosedur operasional konsep, metode penelitian dan disain konsep, metode
pengumpulan data, dan metode analisis.
Analisis data dilakukan
berdasarkan hasil data yang dihasilkan melalui suatu metode pengumpulan data
yang dipilih dan menjadi tahapan pengujian (untuk penelitian eksplanatif yang
berdasar pada hipotesis) dan menganalisis kebenaran tanpa mencampurknnya dengan
opini yang dimiliki.
Interpretasi data
adalah hal selanjutnya yang merupakan interpretasi terhadap hasil analisis
data. Interpretasi dilakukan menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka
teori. Disini juga penelti bisa memasukan pemahaman lainnya dari sgi akademis,
praktis bahkan teknis yang dimilikinya untuk memperkaya hasil interpretasi.
Diluar penelitian itu
sendiri, pastilah ada kelemahan dari penelitian itu, baik dari metodologinya
ataupun dari si peneliti sendiri dalam kemampuannya mengolah data, menginterpretaskan,
dan menganalisis. Atau faktor luar seperti metode yang tidak menyeluruh atau
kondisi yang tidak mendukung seperti objek teliti yang dinamis, kurangnya
responden, atau pengukuran yang kurang sempurna yang dapat melemahkan kekuatan
dari hasil penelitian atau metode yang dipakai.
Diluar itu ada juga
penelitian yang bersifat deskriptif yang menerapkan analisis eksploratif dan
deskriptif yang tidak memerlukan kerangka teori dan karenanya tidak
mengemukakan hipotesis. Penelitian yang bersifat deskriptif hanya bertujuan
membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi tentang sejumlah
fenomena secara terpisah-pisah. Didalamnya terdaat definisi konseptual dari
setiap konsep yang diteliti yang merupakan hasil dari tinjauan pustaka dari sekian
banyaknya definisi konseptual dan berisi uraian megenai struktur, dimensi dan
penjelasan leih lanjut dari setiap konsep dan konsep trdebut diturunkan menjadi
operasional dalam metodologi untuk pengukuran.
Penelitian eksploratif
adalah usaha untuk menggali aspek-aspek atau gejala dari realitas sosial
tertentu dengan tingkatan eksploratif masing-masing orang yang berbeda-beda.
Salah satu tingkatannya adalah preliminary study tang tujuannya
mengidentifikasi masalah, gejala dan realitas sosial tertentu. Dalam tahap ini
si peneliti bahkan belum bisa menentukan permasalahan yang akan ditentukan dan
dimensi-dimensi penelitiannya. Lalu ada tingkatan yang penelitian yang sejak
awal sudah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Tujuan peelitian adalah
untuk memperoleh informasi dan data yang lebih lanjut tentang permasalahan
tersebut.
Penelitian non
positivis biasanya menerapkan analisis kualitatif dngan paradigma non klasik
seperti teori kritis dan konstruk yang biasanya tidak memiliki sistematika
penelitian yang baku dan tidak menggunakan kerangka teori pada umumnya. Dan
penelitian ini juga tidak memiliki pemisah antara kerangka teori, analisis
data, dan metodologi dikarenakan merka para peneliti non klasik mengatakan
bahwa ketiganya tidak dapat dipisahkan. Terlebih lagi fungsi dari kerangka
teori-nya pun berbeda dengan fungsi didalam penelitian klasik.
Metode kuantitatif
sebenarnya tidak akan selalu objektif dan sesuai dengan perangkat yang baku
yang dapat menjamin keobjektifisan dan kualitas dari penelitian yang akan
dihasilkan, ini juga tetap dipengaruhi oleh kemampuan interpretasi dari si
peneliti dan bermacam kejadian yang akan terjadi di lapangan. Meski begitu,
metode ini tetap dapat menguji suatu teori dengan cukup teliti karena memiliki
perangkat yang sangat rinci dalam metodologinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar