REVIEW
VII: Constructing Questionnaires
Oleh:
Yasinta Sonia Ariesti
NPM:
1006762612
Kuisioner
merupakan hal yang umum dalam teknik pengumpulan data. Dalam menyebarkannya,
kita juga harus memperhatikan beberapa aspek seperti area penyebarannya. Lokasi
ini menjadi penting karena lokasi menjadi penentu apakah para responden yang
ada bisa dan mampu menjawab kuisioner dan menghasilkan data yang diperlukan.
Pemilihan pertanyaan juga harus disesuiakan, seperti konsep yang dapat diukur
yang terapat dalam pertanyaan, indikatornya, mekanismenya, data yang diambil
hastus bisa dianalisis, dan yang paling penting kuisioner harus mencerminkan
pemikiran teoritis dan data yang akan dianalisis.
Konten
dari pertanyaan juga menjadi hal yang patut di perhatikan. Karena penting untuk
membedakannya menjadi tipe yang berisi tentang perilaku (apa yang mereka
lakukan), kepercayaan (keyakinan responden mengenai apa yang benar dan salahnya
sesuatu), pengetahuan (hampir sama dengan kepercayaan, bedanya aspek
pengetahuan ini melihat keakuratan dari kepercayaannya), sikap (menakar
seberapa besar keinginan atau hasrat atas kepercayaannya), dan atribut (untuk
mengeatahui identitas pribadi responden seperti imur, jenis kelamin,
pendidikan, status pernikahan, dll) dari si responden.
Pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan juga harus melihat kualitas dari segi kebenaran, validitas,
diskriminasi pertanyaan, relevansi, dan respons si responden untuk menghindari
keambiguitasan, kekuatan data yang diperoleh jika pengambilan datanya tidak
menyeluruh, dan agar si responden tetap antusias untuk menjawab pertanyan.
Tata
bahasa dalam perumusan pertanyaan yang dapat diperhatikan adalah kesederhanaan
(simpel) nya pertanyaan termasuk apakah pertanyaan itu singkat apa
bertele-tele, double barrelled, dan apakah pertanyaan itu mengarahkan si
responden ke pertanyaan yang lain, dan alangkah baiknya jika pertanyaan tidak
bernada negatif.
Jenis
pertanyaan dibagi dua, yaitu pertanyaan tertutup (forced choice) dan terbuka.(open-ended
question). Pertanyaan tertutup biasanya menyediakan beberapa jawaban (multiple choice), sehingga responden
bisa dengan mudah menjawab dengan cukup memilih salah satu jawaban. Mengapa
dikatakan forced karena si respondend “dipaksa” untuk memilih jawaban yang
sudah disediakan oleh peneliti dan tidak dapat memberikan pendapatnya yang
lain. Tipe ini menjadi lebih mudah untuk pengkodean atau komputerisasi karena
data yang seragam dan sejenis untuk diolah. Tapi sebaliknya, pertanyaan terbuka
lebih membebaskan si responden untuk menjawab karena bentuknya yang esay.
Responden lebih trbuka dalam menyampaikan pendapat dan opininya. Beberapa
kelemahan pertanyaan terbuka ini adalah baik responden dan si peneliti harus
memiliki waktu yang lebih lama karena pengisian jawaban yang akan memakan waktu
yang tidak sedikit untuk memahami jawabannya.
Respon
dari responden dapat dibangun melalui beberapa prinsip seperti pertanyaan yang
inklusif (jawaban bisa lebih dari satu). Eksklusif (responden haru memilih satu
dari jawaban yang disediakan), dan pertanyaan yang jawabannya netral (seimbang)
Jawaban-jawaban
dari responden dapat dikategorikan menjadi tipe numerik dimana bisa diurutkan
dari terkecil hingga terbesar, likert
scales yang simpel karena beberapa jawaban yang pertanyaannya sama
disatukan dalam satu kolom pertanyaan dan jawabannya tersedia di kolom
selanjutnya. Lalu tipe skala horizontal yang pada kedua ujungnya terdapat angka
dengan dua masalah berbeda yang saling berlawanan. Tipe semantic differential yang sama dengan tipe skala horozontal yang
menggunakan sifat berkebalikan, dan tipe vertical rating ladder yang seperti
daftar kategori dari yang terbaik sampai yang tidak.
Ada
lagi kategori pengisian menggunakan skoring, rangking (dimana responden
memberikan angka sesuai urutan misal dari 1—terbaik hingga 10—terburuk dalam
beberapa kategori), dengan centang, dan format pilihan ganda. Untuk mengatasi
responden yang menjawab tidak tau atau no
opinion adalah dengan strategi penyebarankuisioner itu sendiri, misal
dengan berhadapan langsung antara si peneliti dengan responden atau dengan
berbicara di telefon untuk menghindari kemalasan si responden.
Respon
terdiri dari dichotomies atau pendekatan yang menanyakan satu-dua alternatif
jawaban, five point scales: memberikan lima alternatif jawaban dengan tipe
jawaban seperti Likert Format dan longer scales yang merupakan
perpanjangan dari skala-skala baku yang membutuhkan pengukuran yang lebih
banyak.
Layout
dalam kuisioner adalah aspek yang harus direncanakan dengan matang untuk
menghindari kemalasan dan kebosanan dari si responden dalam mengisi data yang
diperoleh. Dan dalam proses menjawab
alangkah baiknya jika dipersingkat dengan beberapa instruksi yang mempercepat
(seperti dari nomor satu, silakan lanjut nomor dua jika jawaban anda ya dan ke
nomor lima jika jawaban anda tidak) dan intsrtuksi umum lainnya yang akan
menghindarkan dari pemahaman dan kesalahan interpretasi/ambiguitas.
Pilot testing adalah
satu ragkaian untuk menguji kuisioner sebelum dibagikan kepada responden,
tahapan yang pertama bertujuan untuk menetapkan tata bahasa pertanyaan,
mengevaluasi bagaimana respnden akan menginterpretasikan pertanyaan, dan
meyakinkan rentang dari alternatif responnya sudah cukup. Tahap yang kedua
adalah untuk mengevaluasi berdasarkan jawaban, komentar, dan analisa dari
responden. Sedangkan tahapan terakhir mengevaluasi secara keseluruhan untuk
mengantisipasi variasi dari kuisioner yang sudah umum, arti dari pertanyaan
yang ambigu, pertanyaan yang boros, skalabilitas, bagaimana jika tidak mendapat
respon, dan kesepakatannya. Hal lain yang harus diperhatikan lainnya adalah
apakah ada pertanyaan yang terlewat, pertanyaan yang saling mengantisispasi, timing, dan ketertarikan responden dan
perhatiannya.
Yang
penting dalam melakukan pilot testing/
pretest ini adalah dengan memilih objek pengujian yang sesuai yang dapat
merepresentasikan objek yang akan diteliti nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar