Sabtu, 11 Agustus 2012

MPS-REVIEW VII


REVIEW VII: Constructing Questionnaires
Oleh: Yasinta Sonia Ariesti
NPM: 1006762612
Kuisioner merupakan hal yang umum dalam teknik pengumpulan data. Dalam menyebarkannya, kita juga harus memperhatikan beberapa aspek seperti area penyebarannya. Lokasi ini menjadi penting karena lokasi menjadi penentu apakah para responden yang ada bisa dan mampu menjawab kuisioner dan menghasilkan data yang diperlukan. Pemilihan pertanyaan juga harus disesuiakan, seperti konsep yang dapat diukur yang terapat dalam pertanyaan, indikatornya, mekanismenya, data yang diambil hastus bisa dianalisis, dan yang paling penting kuisioner harus mencerminkan pemikiran teoritis dan data yang akan dianalisis.
Konten dari pertanyaan juga menjadi hal yang patut di perhatikan. Karena penting untuk membedakannya menjadi tipe yang berisi tentang perilaku (apa yang mereka lakukan), kepercayaan (keyakinan responden mengenai apa yang benar dan salahnya sesuatu), pengetahuan (hampir sama dengan kepercayaan, bedanya aspek pengetahuan ini melihat keakuratan dari kepercayaannya), sikap (menakar seberapa besar keinginan atau hasrat atas kepercayaannya), dan atribut (untuk mengeatahui identitas pribadi responden seperti imur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, dll) dari si responden.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga harus melihat kualitas dari segi kebenaran, validitas, diskriminasi pertanyaan, relevansi, dan respons si responden untuk menghindari keambiguitasan, kekuatan data yang diperoleh jika pengambilan datanya tidak menyeluruh, dan agar si responden tetap antusias untuk menjawab pertanyan.
Tata bahasa dalam perumusan pertanyaan yang dapat diperhatikan adalah kesederhanaan (simpel) nya pertanyaan termasuk apakah pertanyaan itu singkat apa bertele-tele, double barrelled, dan apakah pertanyaan itu mengarahkan si responden ke pertanyaan yang lain, dan alangkah baiknya jika pertanyaan tidak bernada negatif.
Jenis pertanyaan dibagi dua, yaitu pertanyaan tertutup (forced choice) dan terbuka.(open-ended question). Pertanyaan tertutup biasanya menyediakan beberapa jawaban (multiple choice), sehingga responden bisa dengan mudah menjawab dengan cukup memilih salah satu jawaban. Mengapa dikatakan forced karena si respondend “dipaksa” untuk memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti dan tidak dapat memberikan pendapatnya yang lain. Tipe ini menjadi lebih mudah untuk pengkodean atau komputerisasi karena data yang seragam dan sejenis untuk diolah. Tapi sebaliknya, pertanyaan terbuka lebih membebaskan si responden untuk menjawab karena bentuknya yang esay. Responden lebih trbuka dalam menyampaikan pendapat dan opininya. Beberapa kelemahan pertanyaan terbuka ini adalah baik responden dan si peneliti harus memiliki waktu yang lebih lama karena pengisian jawaban yang akan memakan waktu yang tidak sedikit untuk memahami jawabannya.
Respon dari responden dapat dibangun melalui beberapa prinsip seperti pertanyaan yang inklusif (jawaban bisa lebih dari satu). Eksklusif (responden haru memilih satu dari jawaban yang disediakan), dan pertanyaan yang jawabannya netral (seimbang)
Jawaban-jawaban dari responden dapat dikategorikan menjadi tipe numerik dimana bisa diurutkan dari terkecil hingga terbesar, likert scales yang simpel karena beberapa jawaban yang pertanyaannya sama disatukan dalam satu kolom pertanyaan dan jawabannya tersedia di kolom selanjutnya. Lalu tipe skala horizontal yang pada kedua ujungnya terdapat angka dengan dua masalah berbeda yang saling berlawanan. Tipe semantic differential yang sama dengan tipe skala horozontal yang menggunakan sifat berkebalikan, dan tipe vertical rating ladder yang seperti daftar kategori dari yang terbaik sampai yang tidak.
Ada lagi kategori pengisian menggunakan skoring, rangking (dimana responden memberikan angka sesuai urutan misal dari 1—terbaik hingga 10—terburuk dalam beberapa kategori), dengan centang, dan format pilihan ganda. Untuk mengatasi responden yang menjawab tidak tau atau no opinion adalah dengan strategi penyebarankuisioner itu sendiri, misal dengan berhadapan langsung antara si peneliti dengan responden atau dengan berbicara di telefon untuk menghindari kemalasan si responden.
Respon terdiri dari dichotomies atau pendekatan yang menanyakan satu-dua alternatif jawaban, five point scales: memberikan lima alternatif jawaban dengan tipe jawaban seperti Likert Format dan longer scales yang merupakan perpanjangan dari skala-skala baku yang membutuhkan pengukuran yang lebih banyak.
Layout dalam kuisioner adalah aspek yang harus direncanakan dengan matang untuk menghindari kemalasan dan kebosanan dari si responden dalam mengisi data yang diperoleh.  Dan dalam proses menjawab alangkah baiknya jika dipersingkat dengan beberapa instruksi yang mempercepat (seperti dari nomor satu, silakan lanjut nomor dua jika jawaban anda ya dan ke nomor lima jika jawaban anda tidak) dan intsrtuksi umum lainnya yang akan menghindarkan dari pemahaman dan kesalahan interpretasi/ambiguitas.
Pilot testing adalah satu ragkaian untuk menguji kuisioner sebelum dibagikan kepada responden, tahapan yang pertama bertujuan untuk menetapkan tata bahasa pertanyaan, mengevaluasi bagaimana respnden akan menginterpretasikan pertanyaan, dan meyakinkan rentang dari alternatif responnya sudah cukup. Tahap yang kedua adalah untuk mengevaluasi berdasarkan jawaban, komentar, dan analisa dari responden. Sedangkan tahapan terakhir mengevaluasi secara keseluruhan untuk mengantisipasi variasi dari kuisioner yang sudah umum, arti dari pertanyaan yang ambigu, pertanyaan yang boros, skalabilitas, bagaimana jika tidak mendapat respon, dan kesepakatannya. Hal lain yang harus diperhatikan lainnya adalah apakah ada pertanyaan yang terlewat, pertanyaan yang saling mengantisispasi, timing, dan ketertarikan responden dan perhatiannya.
Yang penting dalam melakukan pilot testing/ pretest ini adalah dengan memilih objek pengujian yang sesuai yang dapat merepresentasikan objek yang akan diteliti nantinya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar