REVIEW
XI: Qualitative
Chapter 5,6,7: Designing fieldwork
strategies and materials, In-Depth interview, and Focus group
Oleh:
Yasinta Sonia Ariesti
NPM:
1006762612
Chapter5:
Indepth interview dan focus groups adalah dua cara yang bisa disatukan untuk
mengumpulkan data, tapi karena sifatnya yang fleksibel dan alami, kedua cara
ini tidak bisa dibakukan dan dibuat strukturnya, tapi dalam penelitian
kualitatif, akan melihat kedua cara ini dengan berbeda dan bagaimana merancang lingkungan
kerja dan bahan apa saja yang diperlukan untuk penelitian.
Semua data dalam
kualitatif, bisa dibuat strukturnya, karena pada prakteknya akan berhubungan
dengan seberapa jauh si peneliti akan menspesifikasi isu yang ada untuk
di-explore, seberapa banyak ketertarikan yang orang lain tidak
mengantisipasinya, dan seberapa jauh keserusan dengan isu tersebut, pendekatan,
dan konsepnya. Itulah gunanya jadwal wawancara. Studi exploratory dibuat untuk
memahami nilai-nilai, konsep dan norma-norma—disebut juga cultural
interviews—dimana pertanyaannya akan dibuat sedemikian rupa untuk membuat
partisipan lebih terbuka dan leluasa untuk membuat jawabannya sendiri. Meski si
peneliti lebih memiliki sense yang kuat untuk membuat kunci penelitian dan
memimpin jawaban yang dikeluarkan oleh partisipan, dan akan meyelidiki secara
dalam dengan tujuannya yaitu meng-uncover nilai dan budaya dari si partisipan.
Pengumpulan data dalam
studi exploratory biasanya tidak terstruktur, tapi selama si peneliti tetap
objektif dalam memahami nilai, konsep, dan norma dari partisipan dalam membuat
pernyataan dan narative, itu tidak akan menjadi masalah. Tapi biasanya juga
pengumpulan data dalam focus group lebih kurng terstruktur daripada in-depth
interview karena ini lebih sulit untuk menentukan struktur dalam group
discussion karena keistimewaannya adalah terjadinya interaksi.
Beberapa tahap dalam
diskusi dalam interview dan focus group adalah: pertama, pengenalan; kedua
adalah dengan pertanyaan pembuka—untuk mengupas latar belakang dan konteks;
ketiga adalah masuk ke pertanyaan yang mulai mendalam, berpindah dari
pertanyaan evaluatif ke explanatory yang spesifik untuk mendapatkan kronologis
informasi; yang terakhir adalah memberikan saran dan pertanyaan yang mengarah
ke masa depan untuk penutupan.
Dalam merancang topik,
atau topik panduan yang lebih diknal dengan jadwal wawancara yang akan menjada
konsistensi dari si peneliti, harus memerhatikan beberapa hal seperti
tujuannya, menentukan subjek dan contoh dari topik, strukturnya, bahasa dan
terminologi, spesifikasi dari follow-up pertanyaan dan yang terpenting adalah
membuat panduannya mudah digunakan.
Dalam mendampingi
penelitian lainnya (alat dan material) bisa dimulai dengan mengumpulkan data
yang terstruktur, menggunakan dontoh kasus dan ilustrasi, dan bisa diakhiri
dengan enabling and projective techniques dan fieldnotes. Dalam lingkungan
kerja, alangkah baiknya jika penelitian diawali dengan team building dan
mempersiapkan apa-apa yang akan terjadi seperti brifing dan panduan topik yang
diuji sebelumnya.
Chapter6:
indepth atau interview yang tidak terstruktur adalah salah satu metode
pengumpulan data dalam kualitatif dimana yang utama adalah berbicara pada orang
banyak dan memahami cara pandang mereka dalam penelitian sosial, karena dibalik
itu semua, kekuatan dalam bahasalah yang paling menjelaskan.
In-depth interview
merupakan bentuk dari obrolan sebagai metode pengumpulan datanya dengan satu
tujuan, jadi obrolan yang memiliki konten tertentu dalam obrolan tersebut.
Perbedaannya dengan obrolan biasa terletak pada tingkat kedalamannya,
objetifitasan, dan peran antara si peneliti dan partisipan.
Dalam merumuskan satu
perspektif, kan ada keragaman bagaimana untuk membuat satu struktur interview,
dan seberapa dalam konten yang dibuat oleh peneliti atau partisipan sendiri dan
ada dua posisi alternatif dalam indepth interviewing yaitu ‘miner metaphor’ yang
ilmu pengetahuan digunakan untuk ilmu sosial dan penelitiannya dan ‘traveler
methapor’ berupa model konstruktivis dan ilmu pengetahuan tidak diberikan tapi
dibuat dan dinegosisasikan. Si interviewer dianggap sebagai orang yang
berkelana bersama partisipan dan menginterpretasikan hasil penelitiannya.
Dalam banyak hal, yang
mempengaruhi lahirnya pandangan baru dalam indepth interview adalah
postpodernism, constructionism, dan feminism dalam melihat realitas yang
reflektif dan lebih interaktif. Hal yang diutamakan dalam indepth adalah
mengkombinasikan antara struktur dengan kefleksibelan, karena bahkan dalam interview
yang paling tidak terstruktur pun, si peneliti dapat memiliki ketertarikan
sendiri pada apa yang akan di-explore, dan penelitian akan mengikuti panduan
topik dan topik inti atau isu. Kunci utama yang kedua adalah dengan membuat
wawancara sealami mungkin. Ketiga, peneliti menggunakan skala penyelidikan dan
teknik lain untuk mencapai kedalaman dari jawaban dalam penembusan, eksplorasi,
dan penjelasannya. Keempat, adalah interview diharapkan memunculkan ide atau
pengetahuan yang baru.
Keberhasilan dari
interview, tentu bergantung juga pada si pewawancara. Ia harus bisa
mendengarkan, memiliki pemikiran yang logis, dan ingatan yang kuat. Tentu rasa
ingin tau yang besar akan sesuatu juga diperlukan.
Beberapa tahapan dalam
interview adalah kedatangan (proses yang sangat menetukan hubungan kedepannya
antara peneliti dan partisipan saat pertama kali bertemu), memperkenalkan apa
penelitiannya, lalu memulai interviewnya (bisa dengan open question atau close,
tergantung pada kesempatan apa yang terbuka untuk mendapatkan data yang lebih
banyak), selama interview berlangsung, dan yang terakhir saat interview
berakhir dan hubungan selanjutnya.
Pe-wawancara juga harus
optimis jika partisipan akan memberikan segala data yang dibutuhkan, jika peran
masing-masing dapat dijelaskan dan dipertegas diawal tahapan penelitian. Peran
dari peneliti adalah untuk memfasilitasi partisipan untuk mengungkapkan
pemikiran, perasaan, pandangan, dan pengalamannya, dan tetap harus aktif, tidak
pasif hanya sebagai penanya. Sedangkan partisipan (interviewee) berperan untuk
memberikan jawaban yang penuh, merefleksikan dan berfikir atas
pertanyaan-pertanyaan dengan isu-isu yang relevan.
Beberapa gaya bertanya
dan rumusan pertanyaan adalah dengan mapping question dan conten mining
question yang dibagi lagi menjadi ground mapping, exploratory, explanatory, dan
clarification. Rumusan pertanyaan adalah dengan menggunakan pertanyaan luas dan
sempit, menghindari leading question, dan pertanyaan tentu harus sejelas
mungkin.
Teknik lainnya untuk
mencapai kedalaman adalah dengan tidak berasumsi (tidak ada jawaban yang benar
dan salah), kenaturalan dan menghindari penyingkapan diri, dan merespon sesuai
keadaan interview yang terjadi.
Chapter7:
sejak abad ke-20, focus groups dibangun sebagai teknik penelitian yang paling
kuat dalam pasar pnelitian, dimaan dipakai untuk meng-explore isu-isu seperti
brand images, packaging, dan pemilihan produk. Mereka juga mengadopsinya dalam
politik, dan penelitian partai politik dan menjadi penelitian dengan pendekatan
nilai dan dikenal dengan metode mainstream dalam penelitian sosial.
Biasanya, focus group
(fg) dilakukan oleh 6-8 orang yang bertemu pertama kali untuk 1-2 jam,
tergantung dengan tujuan apa fg ini dilakukan. Proses fg dimulai dengan
pembentukan, storming (konflik intragrup dan kritisi), norming (membangun
keterpaduan grup, optimis), perfoeming dan adjourning. Tahapan dari fg adalah
sebagai berikut: 1.scene setting dan aturan awal; 2.pengenalan masing-masing
diri; 3.topik pembuka; 4.diskusi; 5.berakhirnya diskusi dengan topik final.
Dalam memimpin diskusi,
perhatikan aspek-aspek seperti peran peneliti, kefleksibelan dari struktur
diskusi, aturan, non-verbal language, mengontrol kontribusai atau keaktifan
dari masing-masing individu dalam diskusi, dan memfokuskan pada pandangan
personal.
Strategi lainnya untuk
menggunakan fg adalah menggunakan in-depth exploration pada isu yang muncul,
mengexplore pandangan beragam yang muncul, menantang norma sosial dan
persetujuan umum yang jelas, dan memungkinkan menggunakan teknik lain yang
lebih projective.
Untuk mengatur jumlah
dan ukuran grup, perhatikanlah keragaman yaitu heterogenitas dan homogennya,
komposisi orang asing, beberapa orang kenalan, dan grup lainnya yang sebelumnya
telah ada. dalam fg dilaksanakan, siapkan dengan baik waktu dan tempat,
ketetapan dan syarat mengenai diskusi, dan yang terakhir adalah merekam
jalannya diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar