Sabtu, 11 Agustus 2012

MPS-REVIEW XI


REVIEW XI: Qualitative
Chapter 5,6,7: Designing fieldwork strategies and materials, In-Depth interview, and Focus group
Oleh: Yasinta Sonia Ariesti
NPM: 1006762612
Chapter5: Indepth interview dan focus groups adalah dua cara yang bisa disatukan untuk mengumpulkan data, tapi karena sifatnya yang fleksibel dan alami, kedua cara ini tidak bisa dibakukan dan dibuat strukturnya, tapi dalam penelitian kualitatif, akan melihat kedua cara ini dengan berbeda dan bagaimana merancang lingkungan kerja dan bahan apa saja yang diperlukan untuk penelitian.
Semua data dalam kualitatif, bisa dibuat strukturnya, karena pada prakteknya akan berhubungan dengan seberapa jauh si peneliti akan menspesifikasi isu yang ada untuk di-explore, seberapa banyak ketertarikan yang orang lain tidak mengantisipasinya, dan seberapa jauh keserusan dengan isu tersebut, pendekatan, dan konsepnya. Itulah gunanya jadwal wawancara. Studi exploratory dibuat untuk memahami nilai-nilai, konsep dan norma-norma—disebut juga cultural interviews—dimana pertanyaannya akan dibuat sedemikian rupa untuk membuat partisipan lebih terbuka dan leluasa untuk membuat jawabannya sendiri. Meski si peneliti lebih memiliki sense yang kuat untuk membuat kunci penelitian dan memimpin jawaban yang dikeluarkan oleh partisipan, dan akan meyelidiki secara dalam dengan tujuannya yaitu meng-uncover nilai dan budaya dari si partisipan.
Pengumpulan data dalam studi exploratory biasanya tidak terstruktur, tapi selama si peneliti tetap objektif dalam memahami nilai, konsep, dan norma dari partisipan dalam membuat pernyataan dan narative, itu tidak akan menjadi masalah. Tapi biasanya juga pengumpulan data dalam focus group lebih kurng terstruktur daripada in-depth interview karena ini lebih sulit untuk menentukan struktur dalam group discussion karena keistimewaannya adalah terjadinya interaksi.
Beberapa tahap dalam diskusi dalam interview dan focus group adalah: pertama, pengenalan; kedua adalah dengan pertanyaan pembuka—untuk mengupas latar belakang dan konteks; ketiga adalah masuk ke pertanyaan yang mulai mendalam, berpindah dari pertanyaan evaluatif ke explanatory yang spesifik untuk mendapatkan kronologis informasi; yang terakhir adalah memberikan saran dan pertanyaan yang mengarah ke masa depan untuk penutupan.
Dalam merancang topik, atau topik panduan yang lebih diknal dengan jadwal wawancara yang akan menjada konsistensi dari si peneliti, harus memerhatikan beberapa hal seperti tujuannya, menentukan subjek dan contoh dari topik, strukturnya, bahasa dan terminologi, spesifikasi dari follow-up pertanyaan dan yang terpenting adalah membuat panduannya mudah digunakan.
Dalam mendampingi penelitian lainnya (alat dan material) bisa dimulai dengan mengumpulkan data yang terstruktur, menggunakan dontoh kasus dan ilustrasi, dan bisa diakhiri dengan enabling and projective techniques dan fieldnotes. Dalam lingkungan kerja, alangkah baiknya jika penelitian diawali dengan team building dan mempersiapkan apa-apa yang akan terjadi seperti brifing dan panduan topik yang diuji sebelumnya.
Chapter6: indepth atau interview yang tidak terstruktur adalah salah satu metode pengumpulan data dalam kualitatif dimana yang utama adalah berbicara pada orang banyak dan memahami cara pandang mereka dalam penelitian sosial, karena dibalik itu semua, kekuatan dalam bahasalah yang paling menjelaskan.
In-depth interview merupakan bentuk dari obrolan sebagai metode pengumpulan datanya dengan satu tujuan, jadi obrolan yang memiliki konten tertentu dalam obrolan tersebut. Perbedaannya dengan obrolan biasa terletak pada tingkat kedalamannya, objetifitasan, dan peran antara si peneliti dan partisipan.
Dalam merumuskan satu perspektif, kan ada keragaman bagaimana untuk membuat satu struktur interview, dan seberapa dalam konten yang dibuat oleh peneliti atau partisipan sendiri dan ada dua posisi alternatif dalam indepth interviewing yaitu ‘miner metaphor’ yang ilmu pengetahuan digunakan untuk ilmu sosial dan penelitiannya dan ‘traveler methapor’ berupa model konstruktivis dan ilmu pengetahuan tidak diberikan tapi dibuat dan dinegosisasikan. Si interviewer dianggap sebagai orang yang berkelana bersama partisipan dan menginterpretasikan hasil penelitiannya.
Dalam banyak hal, yang mempengaruhi lahirnya pandangan baru dalam indepth interview adalah postpodernism, constructionism, dan feminism dalam melihat realitas yang reflektif dan lebih interaktif. Hal yang diutamakan dalam indepth adalah mengkombinasikan antara struktur dengan kefleksibelan, karena bahkan dalam interview yang paling tidak terstruktur pun, si peneliti dapat memiliki ketertarikan sendiri pada apa yang akan di-explore, dan penelitian akan mengikuti panduan topik dan topik inti atau isu. Kunci utama yang kedua adalah dengan membuat wawancara sealami mungkin. Ketiga, peneliti menggunakan skala penyelidikan dan teknik lain untuk mencapai kedalaman dari jawaban dalam penembusan, eksplorasi, dan penjelasannya. Keempat, adalah interview diharapkan memunculkan ide atau pengetahuan yang baru.
Keberhasilan dari interview, tentu bergantung juga pada si pewawancara. Ia harus bisa mendengarkan, memiliki pemikiran yang logis, dan ingatan yang kuat. Tentu rasa ingin tau yang besar akan sesuatu juga diperlukan.
Beberapa tahapan dalam interview adalah kedatangan (proses yang sangat menetukan hubungan kedepannya antara peneliti dan partisipan saat pertama kali bertemu), memperkenalkan apa penelitiannya, lalu memulai interviewnya (bisa dengan open question atau close, tergantung pada kesempatan apa yang terbuka untuk mendapatkan data yang lebih banyak), selama interview berlangsung, dan yang terakhir saat interview berakhir dan hubungan selanjutnya.
Pe-wawancara juga harus optimis jika partisipan akan memberikan segala data yang dibutuhkan, jika peran masing-masing dapat dijelaskan dan dipertegas diawal tahapan penelitian. Peran dari peneliti adalah untuk memfasilitasi partisipan untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, pandangan, dan pengalamannya, dan tetap harus aktif, tidak pasif hanya sebagai penanya. Sedangkan partisipan (interviewee) berperan untuk memberikan jawaban yang penuh, merefleksikan dan berfikir atas pertanyaan-pertanyaan dengan isu-isu yang relevan.
Beberapa gaya bertanya dan rumusan pertanyaan adalah dengan mapping question dan conten mining question yang dibagi lagi menjadi ground mapping, exploratory, explanatory, dan clarification. Rumusan pertanyaan adalah dengan menggunakan pertanyaan luas dan sempit, menghindari leading question, dan pertanyaan tentu harus sejelas mungkin.
Teknik lainnya untuk mencapai kedalaman adalah dengan tidak berasumsi (tidak ada jawaban yang benar dan salah), kenaturalan dan menghindari penyingkapan diri, dan merespon sesuai keadaan interview yang terjadi.
Chapter7: sejak abad ke-20, focus groups dibangun sebagai teknik penelitian yang paling kuat dalam pasar pnelitian, dimaan dipakai untuk meng-explore isu-isu seperti brand images, packaging, dan pemilihan produk. Mereka juga mengadopsinya dalam politik, dan penelitian partai politik dan menjadi penelitian dengan pendekatan nilai dan dikenal dengan metode mainstream dalam penelitian sosial.
Biasanya, focus group (fg) dilakukan oleh 6-8 orang yang bertemu pertama kali untuk 1-2 jam, tergantung dengan tujuan apa fg ini dilakukan. Proses fg dimulai dengan pembentukan, storming (konflik intragrup dan kritisi), norming (membangun keterpaduan grup, optimis), perfoeming dan adjourning. Tahapan dari fg adalah sebagai berikut: 1.scene setting dan aturan awal; 2.pengenalan masing-masing diri; 3.topik pembuka; 4.diskusi; 5.berakhirnya diskusi dengan topik final.
Dalam memimpin diskusi, perhatikan aspek-aspek seperti peran peneliti, kefleksibelan dari struktur diskusi, aturan, non-verbal language, mengontrol kontribusai atau keaktifan dari masing-masing individu dalam diskusi, dan memfokuskan pada pandangan personal.
Strategi lainnya untuk menggunakan fg adalah menggunakan in-depth exploration pada isu yang muncul, mengexplore pandangan beragam yang muncul, menantang norma sosial dan persetujuan umum yang jelas, dan memungkinkan menggunakan teknik lain yang lebih projective.
Untuk mengatur jumlah dan ukuran grup, perhatikanlah keragaman yaitu heterogenitas dan homogennya, komposisi orang asing, beberapa orang kenalan, dan grup lainnya yang sebelumnya telah ada. dalam fg dilaksanakan, siapkan dengan baik waktu dan tempat, ketetapan dan syarat mengenai diskusi, dan yang terakhir adalah merekam jalannya diskusi.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar